Kamis, 09 September 2021 pukul 13.00 WIB -- Diselenggarakan sebuah seminar dengan judul Menjadi Masyarakat Digital yang Pintar yang dipusatkan di Kabupaten Cilacap namun dilaksanan secara daring. Adapun narasumber yang mengisi acara tersebut adalah sebagai berikut:
- Eva Jalesveva (Entertainer) - Moderator
- Kusnana, M. Kom (Dosen STMIK Komputama Majenang) - Budaya Digital
- Drs. M. Arwani, M.Ag (Dosen Universitas Cokroaminoto Yogyakarta) - Etika Digital
- Muniandhany Ayusari (Content Writer Jaring Pasar Nusantara) - Kecapakan Digital
- Dr. Selfi Budi Helpiastusi, M. Si (Dosen FISIP Univ. Jember & IAPA) - Keamanan Digital
- Decky Tri (Travel Blogger & Content Creator) - Key Opinion Leader
Acara berlangsung lancar tanpa kendala yang berarti kurang lebih hingga pukul 15.00 WIB dan diikuti 250+ peserta berasal dari SMA N 1 Jeruklegi, SMK Komputama Majenang, STMIK Komputama Majenang dan sekolah lainnya di Kabupaten Cilacap. Adapun hal-hal yang saya tangkap adalah sebagai berikut, mengenai Literasi Digital.
# Bekal Awal Memasuki Negara Digital
Materi dibuka dengan topik Budaya Digital yang dibawakan oleh Bapak Kusnana, M. Kom mengenai apa yang harus dipersiapkan oleh kita dalam memasuki negara digital. Mengapa disebut negara digital? karena di dalam sebuah dunia digital terdapat aturan-aturan yang harus kita patuhi sebagaimana negara di kehidupan nyata.
Kita memperoleh hak-hak dalam dunia digital, namun kita juga harus melaksanakan kewajiban didalamnya. Salah satunya adalah mematuhi aturan-aturan baik tertulis maupun tidak tertulis di dunia digital. Satu poin yang membuat saya juga ikut prihatin terhadap masyarakat digital Indonesia saat ini adalah terkait survei yang dilakukan Microsoft tentang peringkat negara tidak sopan di internet di dunia.
Indonesia menempati urutan pertama, negara tidak sopan dalam kehidupan di dunia digital. Hal ini kontradiktif dengan survei yang mengatakan bahwa Indonesia merupakan peringkat ke-8 negara tersopan di dunia. Dari pengalaman pribadi saya sendiri, terdapat banyak sekali masyarakat digital yang terjebak hoax, terpancing tanpa membaca, berkata kasar, dan tidak bertanggung jawab. Ini merupakan PR bagi bangsa Indonesia di dunia digital.
Jika hal ini terus berlanjut maka akan menimbulkan budaya yang buruk karena kebudayaan lahir karena kebiasaan. Harus dilakukan sebuah perubahan, yang mana harus pula diawali oleh diri kita sendiri dengan niat. Lantas apa sajakah yang harus dipersiapkan oleh kita selain niat?
- Sadar menjadi warga digital
Kita harus meningkatkan kesadaran diri kita bahwa apa yang kita lakukan di dunia digital merupakan tanggung jawab kita. - Cakap literasi digital/media
Prinsip dalam pendidikan media atau literasi media adalah memberdayakan khalayak. Tingkat kepuasan terhadap penggunaan internet dapat juga memberikan efek pada budaya di masyarakat yang mempengaruhi budaya digital dalam masyarakat ketika bersosialisasi.
Kompetensi Literasi Digital Japelidi adalah dengan Mengakses, Menyeleksi, Memahami, Menganalisis, Memverifikasi, Mengevaluasi, Mendistribusikan, Memproduksi, Berpartisipasi, Berkolaborasi.
# Menjadi Masyarakat Digital yang Pintar (Perspektif Etika)
Materi dilanjutkan oleh narasumber kedua menyambung materi pembuka namun berpindah sudut pandang etika. Sumber Daya Manusia yang dimiliki Bangsa Indonesia sangat melimpah ruah, namun kita masih belum memaksimalkan potensi yang ada. Tujuan dari SDM Bangsa adalah sebagai berikut:
- Memiliki Kecerdasan Intelektual (Kognitif)
- Memiliki Kecerdasan Emosional (Afektif)
- Memiliki Kecerdasan Spiritual (Nilai-Nilai Moral/Etika)
Lalu bagaimana cara mencapainya? salah satu caranya adalah dengan internalisasi nilai-nilai kecakapan digital, seperti
- Menerapkan Nilai Etiket Dunia Digital (Netiket)
- Waspada Konten Negatif (Provokasi Hoaks dan Intoleran dsb)
- Isi Ruang Digital yang Bermakna dan Bermanfaat
- Jadi Warganet yang Bijak (Saring sebelum Sharing)
Kepemilikan akun sosial media di Indonesia menurut Alinca.id (Research dari We Are Social 2019) mendapatkan data bahwa +122 Juta akun Facebook Indonesia, +71 Juta Messenger, +89 Juta Line, +125 Juta Whatsapp, +132 Juta Youtube, +79 Juta Twitter, +120 Juta Instagram dan kemungkinan akan terus bertambah seiring bertambahnya tahun.
Etika bermedsos adalah dengan Ethics sebagai Self-Control dalam menggunakan Media Digital berdasarkan norma dalam menggunakan media digital. Yang pertama adalah Hukum, kemudian Moral (Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika), Agama dan Kesopanan/Etika sosial.
Kiat bermedsos adalah Cakap dan Etis.
# Keterampilan Digital
Materi selanjutnya adalah tentang Keterampilan di Dunia Digital oleh narasumber ketiga. Setelah mengerti bagaimana beretika di dunia digital dan mempunyai niatan yang bagus, keterampilan digital diperlukan untuk memanfaatkan apa yang ada di dunia digital guna membantu kehidupan kita sehari-hari.
Setiap hal digital dapat dikuasai dengan mudah jika kita menerapkan literasi digital, seperti contoh kita ingin menggunakan sebuah framework Javascript, akan sangat mudah menggunakannya jika kita sudah membaca dokumentasi cara penggunaan dibandingkan tidak membacanya sama sekali.
Lalu apa sebenarnya keterampilan digital? Keterampilan digital adalah kemampuan di bidang digital yang mampu membuat dan mengevaluasi dengan menggunakan berbagai teknologi agar dapat meningkatkan efisiensi serta produktivitas dalam suatau pekerjaan.
Apa manfaat yang dapat diperoleh dari menguasai keterampilan digital?
- Memahami fungsi teknologi digital
- Meningkatkan produktivitas
- Menaikkan pendapatan
- Memahami cara berinteraksi dengan teknologi digital
Keterampilan yang dibutuhkan di era digital
Untuk pengajar
- Keterampilan membuat media pembelajaran yang menarik
- Keterampilan memanfaatkan media sosial dalam konteks pendidikan
- Keterampilan menggunakan search engine untuk mencari materi pembelajaran
- Keterampilan menciptakan game-based learning
Untuk promosi
- Desain grafis
- Fotografi
- Videografi
- Penulis
- Membuat konten
- Digital Marketing
- Penguasaan Microsoft Office
Untuk kolaborasi
- Chat
- Google Doc
- Video Conference
Keterampilan digital juga termasuk dalam keterampilan memilah informasi yang diterima. Ciri-ciri informasi yang tidak valid (hoaks) yaitu nama dan situs media tidak jelas, umumnya judul yang dipakai bersifat provokatif.
Cara Menjaga diri dari Informasi tidak valid adalah sebagai berikut
- Baca baca baca!
- Jangan mudah terpancing
- Cek, cek dan kroscek
- Tahan jempol
# Aman dan Sehat dalam interaksi masa kini: Komunikasi digital
Materi keempat adalah bagaimana kita melindungi diri dan orang-orang terdekat kita di dunia digital kaitannya dengan Digital Safety.
Digital Safety adalah Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Informasi merupakan pegangan yang kuat dalam dunia digital. Oleh karena itu, keamanan digital adalah pertimbangan yang patut mendapatkan perhatian lebih.
Dengan memperhatikan kasus kebocoran data di Indonesia yang semakin sering terjadi, ini mengindikasikan kurangnya atensi terhadap keamanan digital. Kita bisa menerapkan langkah awal dari digital safety dengan
- Selalu memeriksa alamat suatu situs
- TIdak mengekspos data-data pribadi
- Melakukan autentikasi 2 faktor disetiap akun
- Menggunakan password yang unik dan kuat
- Berhati-hati saat mengunduh sesuatu di internet
# Konklusi
Seminar ditutup dan diambil kesimpulan oleh Key Opinion Leader dan Moderator yang membahas rangkuman keempat topik diatas serta untuk terus meningkatkan produktivitas meskipun berada di rumah.
Selamat malam, Jangan malas membaca~